Sosiologi dakwah : dakwah untuk perubahan sosial
|
Selasa, 22 November 2016
- PENDAHULUAN
Semua
orang menyangka dan sepakat bahwa
kehidupan sosial tidak statis dan selalu dinamis. Tetapi tidak semua orang yang
mengartikan sama dalam mengartikan perubahan sosial. Perubahan sosial di anggap
sebagai sebuah fenomena dan menjadi problematika sampai sekarang ini. Perubahan
sosial yang dituju dalam aktivitas dakwah adalah perubahan yang terencana (planned
changed). Secara
garis besar dakwah Rosul mencakup berbagai aspek diantaranya Sosio Religius
berupa pemantapan akidah umat dimulai dengan pembangunan masjid, Sosio Politik,
Sosio Ekonomi dengan perintah zakat dan pelarangan riba serta mendorong etos
kerja.
Perubahan di abad modern ini dirasa
akan lebih sulit, karena perubahan dibanyak aspek, baik teknologi maupun
tekstur masyarakat modern sekarang ini, maka di perlukan kematangan rencana dan
metode yang sistematis. Dakwah sangat dibutuhkan dalam masa modern ini,
terbukti karena manusia tidak hanya membutukan pembangunan secara jasmani namun
membutuhkan asupan rohani untuk membentengi dan membangun jiwa agar tidak
terjadi kebingungan dalam mengahadapi situasi dan kondisi yang semakin maju.
Secara tidak sadar dakwah akan terus menghadapi perubahan sosial yang akan
terus berkembang cepat.
- RUMUSAN MASALAH
1. Apa prinsip dasar perubahan sosial ?
2. Bagaimana peran dakwah bagi
perubahan sosial ?
3. Bagaimana pola perubahan sosial dari
dakwah ?
4. Bagaimana dampak perubahan sosial
dari dakwah ?
- PEMBAHASAN
A. Prinsip Dasar Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan
dari gejala-gejala sosial yang ada di
masyarakat; dimulai dari yang bersifat individual hingga yang lebih
kompleks. Perubahan sosial juga dapat dilihat dari segi gejala-gejala
terganggunya kesinambungan diantara kesatuan sosial, walaupun keadaannya
relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata,
dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau
komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Agar lebih memahami tentang perubahan sosial, beberapa
pengertian dari sosiolog mengenai perubahan sosial :.
1) Moore memasukkan ke
dalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur seperti
norma, nilai dan fenomena kultural.
2) William F. Ogburn, mengemukakan ruang lingkup perubahan sosial meliputi
unsur-unsur kebudayaan material maupun immaterial, yang ditekankan pada
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
3) Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan
perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya
menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.
4) Selo Soemardjan, merumuskan perubahan sosial sebagai segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyaraka.[1]
Konsep
Islam dalam perubahan sosial itu ada. Bahkan Allah pun menyuruh masyarakat
untuk berubah, kalau tidak mau berubah biar Allah saja yang mengubahnya. Akan
tetapi, ada beberapa jenis masyarakat muslim yang mau melakukan perubahan
sosial karena mereka ingin menjadikan Islam itu agama yang fleksibel. Tapi
bukan dalam hal yang prinsip. Namun ada juga masyarakat Islam yang begitu
mereka melakukan perubahan sosial, prinsip-prinsip yang telah Allah gariskan
telah hilang dalam perubahan mereka. Artinya Islam sudah menjadi agama
kenangan. Akan tetapi ada juga masyarakat Islam yang sama sekali tidak ingin
melakukan perubahan. Akhirnya mereka terjebak pada satu agama yang statik/
tidak berubah. Mereka menjadi terbelakang.[2]
B. Peran Dakwah Bagi Perubahan Sosial
Perubahan sosial memang harus menjadi sasaran utama dari dakwah.
Sebelumnya dakwah tidak bisa dilepaskan dari adanya proses komunikasi, karena
dakwah, komunikasi dan perubahan sosial harus selalu sinergis satu dengan yang
lainnya. Dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target
yang diinginkan yaitu terciptanya perubahan masyarakat yang memiliki nilai di
berbagai bidang kehidupan. Dakwah sebagai proses perubahan sosial berperan
dalam upaya perubahan nilai dalam masyarakat yang sesuai dengan tujuan dakwah
Islam.
Dakwah Islam (da’i) sebagai agent
of change memberikan dasar filosofi “eksistensi diri” dalam dimensi
individual, keluarga dan sosio-kultural sehingga muslin memiliki kesiapan untuk
berinteraksi dan menafsirkan kenyataan-kenyaan yang dihadapi secara mendasar
dan menyeluruh menurut agama Islam. Jadi Islam yang telah internalized menjadi paradigma untuk memberi strukttur dan makna
terhadap realitas ssial dan fisik serta menjadi kerangka dasar pemecahan
masalah. Oleh karena perubahan sosial menuju ke arah tertentu maka dakwah Islam
berfungsi memberikan arah dan corak ideal tatanan masyarakat baru yang akan
mendatang. Aktualisasi dakwah berarti upaya penataan masyarakat terus-menerus
ditengah-tengah dinamika perubahan sosial sehingga tidak ada satu sudut
kehidupanpun yang lepas dari perhatian dan pengharapannya. Dengan demikian
dakwah Islam senantiasa harus bergumul dengan kenyataan baru yang
permunculannya kadangkala sulit diperhitungkan sebelumnya.
C. Pola Perubahan Dari Sosial Dakwah
Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang
wujudnya dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Berikut ini Soekanto
mengemukakan beberapa bentuk perubahan sosial, yaitu:[3]
1. Perubahan yang
terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat. Apabila
perubahan terjadi secara lambat, maka akan mengalami rentetan
perubahan-perubahan yang saling berhubungan dalam jangka waktu yang cukup lama, perkembangan perubahan ini termasuk ke dalam
evolusi. Perubahan secara evolusi ini dapat diamati berdasarkan batas waktu
yang lalu sebagai patokan atau tahap awal sampai masa sekarang yang sedang
berjalan. Sedangkan penentuan kapan perubahan itu terjadi, tergantung pada kita
sendiri menentukan tahap awal atau patokan waktu tertentu. Perubahan sosial
yang terjadi secara cepat mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat, umumnya disebut revolusi. Seperti yang terjadi di Eropa yaitu
revolusi industri yang menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses
prosuksi barang-barang industri. Akibatnya mengubah sendi-sendi kehidupan.
Seperti juga isi Proklamsi 17 Agustus 1945 merupakan perubahan yang mendasar
mengenai pernyataan kemerdekaan Indonesia.
2.
Perubahan yang
pengaruhnya kecil dan perubahan yang pengaruhnya besar. Perubahan yang
pengaruhnya kecil adalah perubahan yang mempengaruhi unsur-unsur kehidupan
masyarakat. Akan tetapi perubahan ini dianggap tidak memiliki arti yang penting
dalam struktur. Seperti perubahan mode pakaian. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang dapat
mempengaruhi lembaga-lembaga masyarakat, misalnya perubahan jam kerja bagi
pegawai negeri sipil yaitu dari jam 08.00 sampai jam 16.00 dan hari Sabtu
merupakan hari libur. Perubahan membawa pengaruh terhadap pendidikan keluarga
di rumah apalagi bagi suami istri yang bekerja, maka pendidikan anak diserahkan
pada orang lain.
3.
Perubahan yang
dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki
merupakan perubahan yang memang telah direncanakan sebelumnya terutama oleh
pihak yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijaksanaan. Misalnya
penerapan program Keluarga Berencana untuk membentuk keluarga kecil yang
sejahtera. Selain itu, di samping menurunkan
angka pertumbuhan penduduk. Perubahan yang tidak dikehendaki umumnya
beriringan dengan perubahan yang dikehendaki. Misalnya adanya pembuatan jalan
baru yang melalui suatu desa maka sumber alam desa akan mudah dipasarkan ke
kota, sehingga tingkat kesejahteraan penduduk desa menjadi terangkat. Tetapi
lancarnya hubungan desa dengan kota menyebabkan mudahnya penduduk desa
melakukan urbanisasi dan masuknya budaya kota terutama yang bersifat negatif,
seperti mode yang dipaksakan, minuman
keras. VCD porno, dan keinginan penduduk desa untuk memiliki
barang-barang yang besifat konsumtif bertambah besar, dll.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan
masyarakat atau perubahan menjadi kemajuan/kemunduran masyarakat, tergantung
keadaan masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan. Berdasarkan hal itu,
maka perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut.
a. Perubahan dalam
arti kemajuan (progress) atau
menguntungkan, dan
b. Perubahan dalam
arti kemunduran (regress)
Secara garis
besar, ada dua pola pengertian yang selama ini hidup dalam pemikiran dakwah,
Pertama, bahwa dakwah diberi pengertian tabligh/penyiaran/penerangan agama.
Kedua, bahwa dakwah diberi pengertian semua usaha untuk merealisir ajaran Islam
dalam semua segi kehidupan agama.[4]
D. Dampak Perubahan Sosial Dari Dakwah
Dampak
Perubahan Sosial diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Integrasi sosial
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya
penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering
disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling
menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan
budayanya, diharapkan semua unsur/ komponen bangsa dapat menyesuaikan diri.
Oleh karena itu akan terciptakan integrasi sosial atau integrasi nasional
Indonesia.
2. Disintegrasi social
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya
suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain.
Sedangkan disintegrasi sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial
menjadi beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi
akibat hilangnya ikatan kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama
lain.
Aktualisasi sistem dakwah disertai dengan serangkaian masalah yang kompleks. Pertama,
ketika dakwah Islam diccanangkan dalam masyarakat yang belum Islam oesan Islam
oleh masyarakat setempat dipandang asing. Kedua, bahwa
pemilikan Islam sebagai hasil kegiatan dakwah berjalan secara lambat atau
secara cepat. Ketika Islam mulai dipeluk dan kenyataan sosial baru menampakkan
diri, penghayatan terhadap ajaran Islam oleh para pemeluknya mulai mendapat
tantangan baru yaitu adanya keterbatasan untuk menangkap dan kemampuan
memberikan kerangka terhadap kenyataan baru berdasarkan ajaran Islam yang
memilki kesinambungan dengan kenyataan baru. Ketiga, ketika perubaan
sosio-kultural semakn kompleks menyebabkan masalah kemanusiaan semakin meluas,
dakwah Islam dihadapkan dengan keharusan memberikan jawaban yang elas
menyangkut kepentingan manusia dalam berbagai segi kehidupan. [5]
- KESIMPULAN
Perubahan
sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang
ada di masyarakat, dimulai dari yang bersifat individual hingga yang lebih
kompleks. dakwah sendiri bertujuan untuk membimbing atau menyeru nasyarakat
ditengah dinamika perubahan sosial sehingga tidak ada satu sudut kehidupan yang
lepas dari perhatian dakwah itu sendiri.
Dengan
demikian dakwah akan senantiasa bergumul menjadi satu dengan realitas yang
baru. Selain pola dakwah untuk menghadapi perubahan sosial yang diartikan sebagai
tablig atau penyampaian untuk merealisasikan ajaran islam pada kehidupan kita
sehari-hari. Sehingga berdakwah pada persepsi penerimaan ajaran islam tentang
apa yang selaras bertentangan dalam hidup, menghadapi kenyataan yang ada dengan
ajaran islam yang telah dipeluk dan dakwah islam dituntut untuk memberikan
jawaban yang jelas dan rinci dari segala sisi kehidupan manusia.
- PENUTUP
Dengan
adanya makalah ini diharapkan untuk pembaca bisa menganalis dan menyelesaikan
masalah yang ada dalam suatu permasalahan. Sedangkan untuk penulis sendiri
mengharap bantuan dari pembaca untuk memberi kritik yang membangun. Semoga kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Karena makalah yang dibuat ini jauh
dari sempurna.
[2] http://cakdalang.blogspot.com/2010/11/konsep-islam-tentang-perubahan-sosial.html di akses pada tanggal 25 Maret
2016 pukul 09.10 WIB.
[3] file:///I:/ikg/sosda/si%20%20sosiologi%20dakwah%28dakwah%20untuk%20perubahan%20sosial%29.htm
diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 09.20 WIB.
[4] John Esposito, Islam Dan
Perubahan Sosial, (Yogyakarta:Bidang Penerbit PLP2M, 1985) hlm 29
[5] Amrullah Achmad, Dakwah Dan
Perubahan Sosial, (Yogyakarta: 1993) hlm.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar