Psikologi : Fantasi

| Kamis, 08 Desember 2016
  1. PENDAHULUAN
Yang dimaksud fantasi adalah kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (dimiliki) untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru. Berfantasi atau berkhayal dapat menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni sesuatu yang baru.
Setiap orang mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya sekelompok anak dihadapkan pada botol . Si A akan membayangkan botol itu sebagai mikrofon, sedangkan anak yang lain akan menfantasikan sebagai tongkat baseball. Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang.
Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan-keadaan yang akan mendatang. Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelasnya maka akan dibahas dalam makalah berikut ini.


  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian fantasi itu ?
2.      Apa saja macam-macam fantasi ?
3.      Bagaimana dampak positif dan negatif dari fantasi ?
4.      Bagaimana tes fantasi itu ?


  1. PEMBAHASAN
1.      Pengertian Fantasi
Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal senada juga dijelaskan oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak (2007, hal. 108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama. Kata lain dari fantasi itu sendiri adalah imajinasi.
Abu ahmadi juga mendefinisikan Fantasi (Khayalan, Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
Fantasi dapat terjadi secara sadar atau tidak sadar. Secara disadari, yaitu apabila individu benar-benar menyadari akan fantasinya, misal seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
Sedang secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misal seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalam hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.[1]
2.      Macam-macam Fantasi
Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun demikian sering dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dipimpin.
Fantasi yang menciptakan, yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model pakaian atas dasar daya fantasinya; seorang pelukis menciptakan sesuatu lukisan atas dasar fantasinya.
Fantasi yang dituntun atau dipimpin, yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misal seseorang yang melihat film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat lain dengan perantaraan film itu, sehingga dengan demikian fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula kalau orang berfantasi karena mendengarkan ssesuatu berita, membaca sesuatu cerita dan sebagainya.[2]
Sedangkan dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a.       Fantasi yang mengabstraksi
Yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian, sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Dalam anak berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan. Dlam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan, tetapi tanpa pohon-pohon disekitarnya, dan tanahnya itu melulu pasir semua, bukan rumput.
b.      Fantasi yang mendeterminasi
Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misal anak belum pernah melihat harimau. Yang telah mereka lihat kucing., maka kucing digunskan sebagai bahan untuk memberikan pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya besar.
c.       Fantasi yang mengkombinasi
Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu yang bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki kepala wanita dan berbadan ikan. Jadi ada kombinasinya kepala manusia dengan badan ikan. Fantasi yang mengmbinasi inilah yang banyak digunakan orang. Contoh lainnya adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model rumah Minangkabau.
adapun hal yang dapat menyebabkan fantasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi fantasi yaitu :
1)      Kurang adanya penggunaan waktu kosong
2)      Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
3)      Adanya kesulitan pemecahan masalah
4)      Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan
5)      Tidak adanya kesibukan yang menentu
6)      Sedang dirundung asmara, dll.[3]
3.      Dampak positif dan negatif fantasi
Dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan, sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan.
Berikut adalah manfaat atau bahaya dari fantasi :
a)      Dampak positif atau manfaatnya
Ø  Dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dan kita ikut menikmatinya. Misal alat-alat modern sekarang ini, teori-teori dalam ilmu pengetahuan, segala ciptaan seniman yang kita nikamti adalah hasil dari fantasi.
Ø  Dengan fantasi kita dapat menempatkan diri kita dalam hidup orang-orang atau negeri-negeri yang jauh-jauh dan bercampur gaul dengan orang yang tidak kita kenal, dan juga dapat menimbulkan simpati kepada sesama manusia, meskipun tempatnya berjauhan.
Ø  Dengan fantasi, kita sekali-kali dapat melarikan diri kita dari dunia penuh dengan kesukaran-kesukaran, kekecewaan dan berada dalam suatu dunia yang kita ciptakan sendiri di mana kita mencapai segala keinginan kita, diakui dan dihargai, di mana kita hidup menurut kehendak kita sendiri.[4]
Ø  Dengan fantasi kita dapat membayangkan bagaimana dunia ini kelak. Kita dapat menentukan cita-cita hidup kita dan membayangkan hidup kita kelak, kita dapat menggambarkan bagaimana rupa dunia kita ini dalam abad-abad yang akan datang oleh fantasi kita.
b)      Dampak negatif atau bahayanya
·         Kalau orang sering dan berlebih-lebihan pergi ke dunia fantasi yang indah-indah karena tak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus asa, karena kecewa pada waktu ia kembali kedunianya yang sebenarnya.
·         Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta, karena ia dikuasai fantasinya, lebih-lebih pada anak-anak.
·         Dalam merencanakan hidup dihari nanti, mudah sekali orang tergelincir kerencana yang berlebih-lebihan sehingga besar pasak daripada tiangnya.
·         Fantasi yang tanpa pimpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi yang jauh dan liar.[5]
4.      Tes Fantasi
Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan individu untuk berfantasi, pada umunya digunakan tes fantasi. Tes yang sering digunakan untuk mengetes fantasi ialah :
a.       Tes TAT
Yaitu tes yang berwujud gambar-gambar, dan testee disuruh bercerita tentang gambar itu.
b.      Tes absurdity ( kemustahilan )
Yaitu tes yang berbentuk gambar-gambar atau cerita-cerita yang mustahil terjadi. Testee disuruh mencari kemustahilannya.
c.       Hellbronner Wirsmab Test
Yaitu tes yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama makin sempurna.
d.      Tes Rorschach
Yaitu tes yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh menginterpretasikan gambar tersebut.[6]
Membicarakan tentang fantasi, tidak luput juga tentang sarana yang ampuh untuk membimbing fantasi diantaranya ialah bahasa, buku-buku, ilustrasi/gambar-gambar, pertunjukan, bioskop, TV, dan lain-lain. Dalam dunia pengajaran dan pendidikan, fantasi juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil.
Namun hendaknya selalu dijaga, agar fantasi ini tidak jadi liar dan berfungsi sebagai benalu yang merusak.

  1. KESIMPULAN
Fantasi adalah hal yang berhubungan dengan khayalan atau sesuatu yang tidak benar-banar ada dan hanya ada dalam benak kita atau pikiran kita saja ( imsjinasi ). Fantasi dapat dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang dituntun atau dipimpin. Sedangkan fantasi menurut caranya orang berfantasi terbagi atas tiga yaitu fantasi yang mengabstraksi, mendeterminasi dan mengkombinasi.
adapun hal yang dapat menyebabkan fantasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi fantasi yaitu :
1)         Kurang adanya penggunaan waktu kosong
2)         Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
3)         Adanya kesulitan pemecahan masalah
4)         Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan
5)         Tidak adanya kesibukan yang menentu
6)         Sedang dirundung asmara, dll
Fantasi sendiri mempunyai dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak positifnya yaitu dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat karya kreatif. Sedang salah satu dampak negatifnya yaitu jika melamun dijadikan kebiasaan, orang akan mengalami kesulitan jika menghadapi masalah di dunia nyata, bukan dunia imajiner.
Sedang tes fantasi dapat dilakukan melalui tes TAT, tes absurdity (kemustahilan), Hellbronner Wirsmab Test, dan tes Rorschach.




[1] Drs.Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 1989, hal 102
[2] Prof.Dr.Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta, Andi Offset, 2005, hal 160
[3] https://nurchaerah.wordpress.com/2013/06/04/apa-itu-fantasi-psikologi/
[4] Prof.F.Patty, kasmiran woeryo dkk, Pengantar Psikologi Umum. Surabaya, Usaha Nasional, 1982, hal 114
[5] Psikologi Umum, Jakarta, Aksara Baru
[6] Psikologi Umum, Jakarta, Aksara Baru
edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

calender

TIME

welcome

Pages

BTemplates.com

Weekly post

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Moonlight and Starlight