Masyarakat Arab Pra Islam

| Kamis, 08 Desember 2016
PENDAHULUAN
Masa sebelum Islam, merupakan masa di mana banyak masyarakat yang hidup dalam kemiskinan terutama miskin dalam ilmu pengetahuan, dan kesenjangan sosial. Mengenai sejarah dan kebudayaan Islam menurut para ahli sejarah Barat maupun Timur diawali dengan uraian sejarah bangsa Arab pra Islam. Hal ini terasa sangat relevan, mengingat negeri dan bangsa Arab adalah yang pertama kali mengenal dan menerima Islam.
Berkaitan dengan rentetan peristiwa yang terjadi di bangsa Arab sebelum masuknya Islam, hal ini patut dikaji karena berbagai macam peristiwa yang melatar belakangi lahirnya Islam di Arab merupakan sebuah peradaban yang patut digali untuk menambah wawasan umat Islam. Karena tidak ada satu pun peristiwa didunia yang terlepas dari konteks historis dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya, termasuk hubungan Islam dengan situasi dan kondisi Arab Pra Islam.

RUMUSAN MASALAAH
1.      Bagaimana sistem politik dan kemasyarakatan yang berkembang dimasyarakat Arab pra Islam ?
2.      Bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Arab pra Islam ?


PEMBAHASAN
  1. Sistem Politik dan kemasyarakatan masyarakat Arab pra Islam
a.       Sistem Politik
Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Beberapa kelompok keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang Syaikh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. [1]
Terdapat suatu pemerintahan dari suku Jurhum sebagai pemegang kekuasaan politik. Dan suku Ismail, yaitu suku keturunan Nabi Ibrahim sebagai pemegang kekuasaan atas Ka’bah. Kemudian kekusaan politik berpindah ke suku Khuza’ah yaitu suku dari Quraisy dibawah pimpinan Qushai yang bertugas untuk mengatur urusan politik dan urusan Ka’bah. Berikut adalah 10 jabatan tinggi yang dibagi kepada kabilah-kabilah asal suku Quraisy :
Ø  Hijabah, yaitu penjaga kunci Ka’bah.
Ø  Siqayah, yaitu pengawas mata air zam-zam untuk para peziarah.
Ø  Diyat, yaitu kekuasaan hakim sipil dan kriminal.
Ø  Sifarah, yaitu kuasa usaha negara atau duta.
Ø  Liwa’, yaitu jabatan ketentaraan.
Ø  Rifadah, yaitu pengurus pajak untuk orang miskin.
Ø  Nadwah, yaitu jabatan ketua dewan.
Ø  Khaimmah, yaitu pengurus balai musyawarah.
Ø  Khazinah, yaitu jabatan administrasi keuangan.
Ø  Azlam, yaitu penjaga panah peramal untuk mengetahui pendapat dewa-dewa.[2]
b.      Kemasyarakatan masyarakat pra Islam
·         Kondisi sosial
Masyarakat Islam terdiri dari dua kelompok yaitu penduduk kota (Hadhary) dan penduduk gurun (Badui). Penduduk kota telah mengenal tata cara perdagangan dan tata cara mengelola lahan pertanian. Sehingga hubungan perdagangan mereka telah sampai ke luar negeri. Sementara masyarakat Badui hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain guna memenuhi kehidupan mereka. Oleh karena itu mereka belum mengenal pertanian dan perdagangan.
Tidak dapat di pungkiri bahwa kondisi geografis Arab sangat besar pengaruhnya terhadap kejiwaan masyarakatnya. Keleluasaan dan kebebasan mereka juga menimbulkan semangat kebebasan dan individualisme dalam pribadi mereka. Pada masa itu , kaum wanita menempati kedudukan yang sangat rendah. Masyarakat pra islam menganggap wanita itu mempunyai derajad yang rendah.
Hubungan seseorang dengan keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, serta dihormati. Apabila seorang pria ingin dipuji dan menjadi terpandang dimata bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita.
 Selain itu ada suku yang memiliki tradisi yang sangat buruk, yaitu suka mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka merasa terhina memiliki anak-anak perempuan. Muka mereka akan memerah bila mendengar isteri mereka melahirkan anak perempuan. Perbuatan itu mereka lakukan karena mereka merasa malu dan khawatir anak perempuannya akan membawa kemiskinan dan kesengsaraan dan kehinaan.
·         Kondisi Ekonomi
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang memiliki kemajuan ekonomi. Pada waktu itu kota Makkah merupakan kota dagang bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan letak kota yang sangat strategis, yang menghubungkan Yaman di selatan dan Syria di utara. Sehingga mempermudah masyarakat dalam hal transaksi jual-beli. Beberapa pasar-pasar Arab yang terkenal; yaitu Ukazh, Dzil-Majaz, dan Majinnah.
Meskipun masyarakat Arab memiliki kemajuan ekonomi, kemiskinan dan kelaparan juga masih melanda. Hal ini merupakan pemandangan biasa ditengah masyarakat Arab. Karena kesenjangan sosial masih berlaku.
·         Kesusastraan
Berbagai syair bahasa Arab telah di jumpai di daerah Arab selatan, semenjak abad ketiga dan keempat sesudah masehi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebelum Islam datang orang Arab jahiliah mempunyai kesusastraan yang baik. Pada zaman itu di Ukaz setiap tahun diadakan pasar tahunan di mana orang mengadakan sayembara mengarang syair. Syair yang terpilih dan dipandang baik akan dituliskan dengan air mas dan di gantungkan di Ka’bah disebut muallaqat. Pengarangnya ternama dan dihormati orang.[3]
  1. Sistem Kepercayaan dan Kebudayaan Masyarakat Pra Islam
Dari segi akidah (‘aqa’id), bangsa Arab pra Islam percaya kepada Allah sebagai pencipta (Q.S. Luqman[31]: 25; dan al-Ankabut[29]: 63). Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiah yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab, terutama risalah Nabi Ibrahim dan Nabi Ism’ail. Kemudian bangsa Arab pra Islam melakukan transformasi dari sudut Islam yang dibawa Muhammad disebut penyimpangan agama mereka sehingga menjadikan berhala, pohon-pohon, binatang, dan jin sebagai penyerta Allah (Q.S. al-An’am [6]: 100). Demi kepentingan ibadah, bangsa Arab pra Islam membuat 360 buah berhala disekitar Ka’bah karena setiap kabilah memiliki berhala (Mushthafa Sa’id al-Khinn, 1984: 15-6). Mereka pada umumnya tidak percaya kepada hari kiamat dan tidak pula percaya adanya kebangkitan setelah kematian (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 37).[4]
Penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam. Paganisme, Yahudi, dan Kristen merupakan ragam agama orang Arab pra Islam. Pagan adalah agama mayoritas mereka. Ratusan berhala dengan bermacam-macam bentuk ada di sekitar Ka’bah. Berhala Hubal dianggap sebagai dewa besar yang terletak di Ka’bah. Berhala Lata merupakan dewa tertua di Thaif. Dan berhala yang terletak di Hijaz, yaitu Uzza.
Dalm bidang hukum, bangsa Arab pra Islam menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuknya. Dalam perkawinan, mereka mengenal beberapa macam perkawinan, diantaranya: istibdla, poliandri, maqthu’, badal, shighar. (Mushthafa Sa’id al-Khinn, 1[5]

KESIMPULAN
Secara garis besar, model organisasi politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuan (model kabilah). Dalam bidang kemasyarakatan secara keseluruhan berada dalam kehidupan sosial yang tidak benar. Selain itu, akhlak merekapun masih tergolong rendah dan tidak memiliki sifat peri kemanusiaan.
Masyarakat Arab pra Islam menganut banyak kepercayaan. Kebudayaan yang berkembang masih bersifat rendah, seperti adanya jenis-jenis pernikahan yang pada dasarnya tidak lazim apabila diterapkan di era saat ini.
        




[1] Dr. Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm 11
[2] Ibid, hal 14
[3] Team Penyusun Textbook Sejarah dn Kebudayaan Islam Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah Dan Kebudayaan Islam,(ujung pandang, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN “Alauddin”, 1982), hlm 12.
[4] Drs. Atang Abd. Hakim, MA dan Dr. Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm 39-40.
[5] Ibid, hal 40
edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

calender

TIME

welcome

Pages

BTemplates.com

Weekly post

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Moonlight and Starlight