PENGANTAR FILSAFAT : SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES
|
Jumat, 25 November 2016
- Latar Belakang
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi
tidak terjadi secara tiba-tiba. Hal itu benar dengan timbulnya filosofi klasik
Yunani. Zaman klasik bermula dengan Sokrates, tetapi Socrates belum sampai
kepada suatu sistem filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu.
Ia baru membuka jalan. Socrates baru mencari kebenaran, ia belum sampai
menegakkan suatu sitem pandangan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang
baru dan kuat bagi kebenaran dan moral.
Sistim ajaran filosofi klasik baru
dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang
pengetahuan dan etik beserta filosofi alam yang berkembang sebelum Socrates. Plato
mencapai titik persatauan dalam filosofi grik yang selama itu menyatakan
perbedaan pandangan. Dengan itu, untuk pertama kali dalam sejarah dunia barat,
suatu sistem pandangan yang menyuluhi seluruhnya dari satu pokok. Aristoteles
meneruskan pokok pengertian Plato dan membangun suatu sistim filosofi yang
didalamnya terdapat tempat tersendiri bagi berbagai ilmu spesial.
Buah pikiran dan sistim pengetahuan
Plato dan Aristoteles menguasai alam pikiran orang barat sampai kira-kira dua
ribu tahun lamanya. Itulah yang memberikan nama klasik kepada filosofi mereka.
- Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pendapat dan ajaran tokoh-tokoh filsafat pada zaman yunani klasik ?
a. Socrates
b. Plato
c. Aristoteles
- Pembahasan
1. Pendapat
dan ajaran tokoh-tokoh filsafat pada zaman yunani klasik
a.
Socrates
(470-399 SM)
Socrates lahir di Athena pada tahun 470
SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Bapaknya tukang pembuat patung, dan ibunya seorang
bidan. Socrates bergaul dengan semua orang, tua dan muda, miskin dan kaya. Ia
seorang filosof yang dengan coraknya sendiri. Dengan sekuat tenaga Socrates
menentang ajaran para sofis, ia membela yang “benar” dan “baik”. Sebagaimana
nilai-nilai objektif yang harus diterima dan dijunjung oleh semua orang, dalam
sejarah. Socrates adalah seorang filsuf yang jujur dan berani. Ia tidak
memiliki ajaran yang sistematis namun keaktifannya dapat dapat dibandingkan
dengan pekerjaan seorang bidan (membidani jiwa-jiwa). Kerena keberaniannya
menenyakan kepada warga Athena tentang “yang benar” dan “yang baik”, akhirnya
ia dihukum mati dengan meminum racun di dalam cawan. Socrates mempunyai
jasa-jasa besar bagi filsafat barat, sebab ia menyelamatkan pemikiran Yunani
yang masih muda dari krisis yang diakibatkan oleh kaum sofistik.[1]
Cara Socrates memberikan ajarannya
adalah demikian: ia mendatangi bermcam-macam orang (ahli politik, pejabat,
tukang kayu dan lain-lainnya). Kepada mereka dikemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang mengenai pekerjaan mereka, hidup mereka sehari-hari dan lain-lainnya.
Jawaban mereka pertama-tama dianalisa dan disimpulkan dalam suatu hipotese.
Hipotese ini dikemukakan lagi kepada mereka dan dianalisa lagi. Demikian
seterusnya hingga ia mencapai tujuannya.[2]
Cara pengajaraan Sokrates pada umumnya
disebut dialektika, karena dalam
pengajaran itu dialog memegang peranan penting. Sebutan yang lain ialah
maieutika, seni kebidanan, karena dengan cara ini Socrates seperti bidan yang
menolong kelahiran bayi, kalau Socrates membantu melahirkan pemikiran.
Ø Metode
Socrates
a) Metode
induksi, yaitu pemikiran yang bertolak dari pengetahuan yang khusus, lalu
menyimpulkan pengetahuan yang umum.[3]
b) Metode
Definisi, yaitu pembentukan pengertian yang umum lakunya. [4]
Ø Etik
Socrates
Budi
ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang dengan
berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Siapa yang mengetahui hukum
mestilah bertindak sesuai dengan pengetahuannya. Dan ucapan itu nyatalah, bahwa
ajaran etik Socrates intelektuil sifatnya. Selain dari itu juga rasionil.[5]
Ø Socrates
mempunyai beberapa murid diantaranya yaitu :
v Euklides,
Antisthenes, Aristippos, dan lain-lain.
Diantara
murid Socrates yang paling sering diketahui adalah Plato.
b.
Plato
(427-347 SM)
Plato lahir dalam suatu keluarga
terkemuka di Athena. Ayahnya bernama Ariston dan ibunya Perioktione. Sejak masa
mudanya ia bergaul dengan tokoh-tokoh yang memainkan perana penting dalam
politik Athena. [6]
sejak masa muda ia mengagumi sosok
Socrates dan ia sangat terpengaruh olehnya, 8 tahun ia menjadi murid dari Socrates.
Saat berumur 20 tahun, Plato mengikuti pelajaran Socrates. Pelajaran itulah
yang memberi kepuasan baginya. Ia mejadi murid Socrates yang setiia sampai Socrates
meninggal. Plato mengadakan percakapan dengan warga Athena, namun Plato lebih
memilih untuk menuliskannya.
Sekitar tahun 387 SM ia mendirikan
sebuah sekolah filsafat yang diberi nama “Akadimiks”. Cara Plato mengajar ialah
berjalan-jalan di kebun: juga dalam mengajar seperti itu ia teruskan sistem
dialog, bersoal jawab, seperti yang dikemukan oleh Socrates. Memberi uraian
dang mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal-jawab, adalah kerja Plato
yang terutama di Akadimika itu.
Yang termashur dari Plato adalah :
“Manusia dapat dibandingkan”, menurut pendapat Plato, realitas seluruhnya
seakan-akan terbagi atas dua dunia, dunia yang hanya terbuka oleh rasio dan dunia
yang hanya terbuka oleh panca indera. Dunia pertama dari ide-ide, di mana tiada
perubahan, tiada kejamakan (dalam arti ini, bahwa yang baik hanya satu, yang
adil hanya satu , dan yang indah hanya ada satu ), yang bersifat kekal dan
dunia kedua adalah dunia jasmani. Selain itu, ia juga menerima praeksistensi
jiwa (sebelum dilahirkan dalam tubuh jasmani, jiwa sudah berada dan memandang
ide-ide itu).[7]
Filsafatnya Plato berhasiil
memperdamaikan pertentangan antara pemikiran Herakleitos dan Parmenides.
Ø Buah
tanga Plato atau Karya-karya plato :[8]
ü Pertama,
karangan-karangan yang ditulisnya waktu Socrates masih hidup sampai tak lama
sesudah ia meninggal. Buku-bukunnya yang di duga di tulis dalam masa itu ialah
Apologie, Kriton, Ion, Protagoras, Laches, Politeia Buku I, Lysis, Charmides,
dan Euthyphron.
ü Kedua, ditulis
pada masa yang di kenal “masa peralihan” atau disebut juga masa Megara.
Dialog-dialog yang di duga ditulisnya yaitu Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias,
dan beberapa lainnya.
ü Ketiga, karya
yang disiapkannya pada masa matangnya. Tulisannya yang terkenal yaitu Phaidros,
Symposion, Phaidon, Politeia Buku II-X.
ü Keempat,karya
yang ditulisnya pada masa tuanya. Yaitu Theaitetos, Parmenides, Sophistos,
Politikos, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi.
Ø Tentang
Idea
Ajaran
tentang idea merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Dalam bahasa-bahasa
modern kata “idea” suatu gagasan yang hanya terdapat dalam pemikiran saja.
Akibatnya bagi orang modern idea merupakan sesuatu yang subyektif. Lainnya
halnya dengan Plato, bagi dia idea adalah sesuatu yang obyektif.
Tugas
dari idea itu memimpin budi kita, dan ia menjadi contoh terhadap dunia
pengalaman ini.[9]
Ø Etik
Plato
Seperti
juga dengan pandangan Socrates, etik Plato bersifat intelektuil dan rasionil.
Dasar ajarannya ialah mencapai budi baik. Pendapat Plato seterusnya tentang
etik bersendi pada ajarannya tentang idea.
c.
Aristoteles
(384-322 SM)
Aristoteles ia berasal dari Stageira, di
Thake, Yunani Utara. Ia belajar di Akademia Plato di Athena sampai Plato
meninggal. Aristoteles membuka sekolahan bernama Lykeion. Dalam filsafatnya Aristoteles memilih jalan sendiri
perkatannya “Amicus Plato, Magis amica
veritas” (Plato memang sahabatku, tetapi kebenaran lebih akrab bagiku). Plato
terutama mementingkan ilmu pasti, sedangkan perhatian Aristoteles secara khusus
di arahkan kepada ilmu pengetahuan alam dengan sedapat mungkin menyelediki dan
mengumpulkan data-data konkret.
Tetapi Aristoteles sependapat dengang
Plato, bahwa tujuan yang terakhir dari pada filosofi ialah pengetahuan tentang
adanya dan yang umum.[10]
Pendapat Aristoteles yang biasanya disebut “teori-materi”. Ia berpendapat bahwa
setiap benda jasmani terdiri dari dua hal, yaitu bentuk dan materi.
Materi adalah prinsip
yang sama sekali tidak ditentukan, yang sama sekali “terbuka”. Materi adalah
kemungkinan belaka untuk menerima suatu bentuk.
Bentuk adalah
prinsip yang menentukan. Karena materi pertama suatu benda merupakan benda
konkret ini (misal pohon ini). Teori ini biasa disebut hilemorfisisme.[11]
Ø Logika
: intisari dari ajaran logikanya ialah Syllogismos.
Jadinya mencapai kebenaran tentang suatu hal dengan menarik kesimpulan dari
kebenaran yang umum.[12]
Ø Metafisika
: metafisiska Aristoteles berpusat pada persoalan “barang” dan “bentuk”.
Ø Filsafat
alam : tulisan Aristoteles yang terbanyak mengenai alam. Ia menulis tentang
langit dan bintang-bintang, tentang gerak timbul dan lenyap, dan lain-lain.
Ø Fisika
Ø Psikologi
Ø Etika
Ø Dan
lain sebagainya,[13]
- Kesimpulan
Socrates adalah seorang filosof yang
mempunyai coraknya sendiri, cara pengajaran Socrates pada umumnya disebut Dialektika, bahwa yang harus diingat
mengenai dialektika Socrates adalah jika seorang bidan memebantu melahirkan
bayi maka Socrates membantu dalam melahirkan pemikiran.
Plato tidak membatasi perhatiannya pada
persoalan-persolan etis saja, seperti yang dilakukan oleg Socrates. Melainkan
ia mencurahkan perhatiannya kepada suatu lapangan luas yang mencakup seluruh
ilmu pengetahun. Sistem megajar Plato sama dengan Socrates yaitu sistem dialog,
bersoal jawab.
Perhatian Aristoteles secara khusus di
arahkan kepada ilmu pengetahuan alam dengan sedapat mungkin menyelediki dan
mengumpulkan data-data konkret. Mengenai pokok pemikiran Aristoteles ada
Logika, metafisika, filsafat ilmu, fisika, psikologi, dan lain sebagainya.
- Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat,
dengan judul Filsafat Yunani Klasik. Tentunya masih banyak kesalahan, kritik
dan saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah kami. Semoga bermanfaat dan
menambah ilmu bagi kita semua, terutama bagi kita yang membuat. Amin
[1]
D.K,Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat,
(Yogyakarta: KANISIUS, 1995) hlm.12
[2]
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat
Barat 1, (Yogyakarta:KANISIUS, 1980) hlm. 35
[3]
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003) hlm.55
[4]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,
(Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1982) hlm. 82
[5]
Ibid, hlm 83
[6]
K.Bertans, Sejarah Filsafat Yunani,
(Yogyakarta: KANIUS, 1988), hlm.95
[7]
Zainal Abidin, Pengantar Filsafat Barat,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), hlm. 102
[8]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,
(Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1982) hlm. 93-95
[9]
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam
Filsafat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994),hlm. 33
[10]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,
(Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1982) hlm.119
[11]
D.K,Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat,
(Yogyakarta: KANISIUS, 1995) hlm.15
[12]
Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani,
(Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1982) hlm.121
[13]
K.Bertans, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: KANIUS, 1988), hlm.140-155
Tidak ada komentar:
Posting Komentar