Resume : Pengantar ilmu dakwah

| Rabu, 30 November 2016
  1. PENGERTIAN DAKWAH DAN RUANG LINGKUPNYA
A.    Pengertian Dakwah Secara Etimologi atau Lughowi
Istilah dakwah berasaldari bahasa arab yang berarti seruan, panggilan, ajakan.
B.     Pengertian Dakwah Secara Terminologis/Istilah
Adapun pengertian dakwah secara iatilah atau terminologi ini ada beberapa ahli yang telah merumuskan. Di antaranya yaitu :
1.      Syeikh Ali Mahfudz
Dakwah yaitu mengajak (mendorong) manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan yang jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2.      Prof.Dr.Abu Bakar Atjeh
Da’wah ialah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
3.      Prof.H.M.Thoha Yahya Omar
Da’wah ialah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
4.      Prof.A.Hasymi
Da’wah Islamiyah yaitu mengajak orang untuk menyakini dan mengamalkan aqidah dan syari’ah islamiyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh penda’wah sendiri.
5.      Dr.Abdul Kariim Zaidan
Da’wah ialah panggilan ke jalan Allah.
6.      Al-Bahi Al-Khully
Dakwah ialah memindahkan umat dari satu situasi kepada situasi lain.
C.     Ruang Lingkup Dakwah
Uraian  dalam definisi dakwah dan penegasan surat Ali imran ayat 104 memberikan keterangan tentang ruang lingkup dakwah diantaranya yaitu :
1)      Yad’uuna ila al khair wa al huda
Yaitu menyeru/ mengajak kepada kebajikan atau petunjuk.
2)      Al Amru bi al Ma’rufi
Yaitu memerintahkan dan menganjurkan kepada manusia untuk selalu berbuat yang ma’ruf dalam hidup dan kehidupannya.
3)      Al Nahyu an al Munkar
Mencegah dengan upaya sungguh-sungguh agar manusia tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.
4)      Taghyiiru al Munkar
Yaitu berupaya sesuai kemampuan atau kekuasaan yang dimilkinya untuk melakukan upaya merubah atau menghilangkan kemungkaran dari manusia.
5)      Al Ishlaah
Yaitu upaya untuk melakukan pemabangunan atau rekayasa baik fisik maupun non fisik individu dan masayrakat agar memperoleh kesejahteraan hidup.
6)      Al Tabliigh
Yaitu upaya sungguh-sungguh untuk menyampaikan ajaran islam sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw kepada umat islam diseluruh alam.
7)      Al-Nashiihat
Yaitu memberikan nasehat kepada umat manusia baik perorangan atau kelompok untuk menerima dan mengikuti islam.
8)      Al-Diaayah
Yaitu propaganda dan promsi; berdakwah dengan melakukan propaganda dan promosi tentang islam.
  1. ILMU DAKWAH & PENGEMBANGANNYA
A.    Pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
1.      Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan tangga yang beriku pertama bagi ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.  Mengenai pengetahuan Endang Saifuddin Anshari membedakannya sebagai berikut :
a.       Pengetahuan biasa
b.      Pengetahuan Ilmiah
c.       Pengetahuan filosofis
d.      Pengetahuan theologis
Pengetahuan dapat di kembangkan oleh manusia, manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sunguh-sungguh, binatangpun punya pengetahuan tetapi pengetahuan itu terbatas untuk keberlangsungan hidupnya.
Manusia dapat mengembangkan pengetahuan karena 2 hal utama yaitu :
1)      Manusia memepunyai bahasa yang mampu meng-komunikasikan.
2)      Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan mantap.
2.      Pengertian Ilmu Pengetahuan/ilmu
Adalah salah satu corak pengetahuan yang ilmiah. Ilmu pengetahuan atau ilmu ini merupakan alih bahasa dari istilah science (inggris dan prancis), Wissenschaft (jerman) dan Wetenschap (Belanda).
Suatu ilmu pengetahuan atau ilmu itu harus memiliki tiga kriteria yaitu :
a.       Obyek penelaahan, sebagai masalah yang diteliti dan dipelajari, kriteria ini disebut dengan obyek ontologis;secara ontologis dapat ditetapkan obyek penelaahan masing-masing ilmu.
b.      Cara apa yang dipakai untuk mendapatkan/memperolehilmu pengetahuan itu. Kriteria ini disebut dengan landasan epistemologis.
c.       Untuk apa ilmu pengetahuan dipergunakan dengan kata lain nilai kegunaan apa yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan tersebut. Kriteria ini disebut dengan landasan axiologis yang setiap ilmu pengetahuan dapat dibedakan.
B.     Obyek dan Metode Ilmu Pengetahuan
1.      Obyek ilmu pengetahuan  pengetahuan
Setiap ilmu pengetahuan itu meneliti objek penelaahan tertentu sehingga menjadi suatu bentuk ilmu yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Ada dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek obyek materia dan obyek forma. Obyek materia (obiecturn materials,material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan obyek penyelidikan suatu ilmu. Obyek forma (obiecturn formale formal object) ialah obyek materia yang disoroti oleh suatu ilmu sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya, jika terobyek materia sama.
2.      Metode ilmu pengetahuan
Metode ilmiah merupakan landasan epistemologis daripada ilmu metode ilmiah mmerupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.
Secara singkat metode ilmiah dapat dideskripsikan  dalam langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Penemuaan atau penentuan masalah
b.      Perumusan kerangka masalah
c.       Pengajuan hipotesis
d.      Deduksi dari hipotesis
e.       Pembuktian hipotesis
f.       Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah
Sedangkan metode ilmiah itu terbagi atas :
1.      Metode comparative/komparasi
2.      Metode experiment/eksperimen
3.      Metode abstraksi
4.      Metode historis
5.      Metode sosiologis
C.     Pengelompokkan dan Fungsi Ilmu Pengetahuan
1.      Pengelompokkan ilmu pengetahuan
Di Indonesia , ilmu pengetahuan itu dikelompokkan kepada empat kelompok yaitu :
a.       Ilmu agama : ilmu agama dan ilmu jiwa
b.      Ilmu kebudayaan : ilmu sastra, ilmu sejarah, dll.
c.       Ilmu sosial : ilmu hukum, ilmu ekonomi, dll.
d.      Ilmu eksakta dan teknik : ilmu hayat, ilmu kedokteran, dll.
Al-Farabi menggolongkan ilmu kepada :” ilmu bahasa, ilmu matematika, ilmu logika, ilmu alam, ilmu ketuhanan termasuk ilmu politik,fiqih dan kalam “.
Namun demikian berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.110 tahun 1982 tentang pembidangan ilmu agam islam diantaranya yaitu :
1.      Al-Qur’an dan Hadits
2.      Pemikiran dalam islam
3.      Fiqh (Hukum Islam) dan pranata sosial
4.      Sejarah dan Peradaban Islam
5.      Bahasa
6.      At-Tarbiyah Al-Islamiyah /pendidikan islam
7.      Da’wah islamiyah
8.      Pemikiran modern dunia islam
2.      Fungsi Ilmu Pengetahuan
Adapun fungsi ilmu pengetahuan menurut Drs. R.B.S Fudyatanta, antara lain adalah :
a.       Fungsi deskriptif : menggambarkan, melukiskan suatu obyek/masalah
b.      Fungsi pengembangan : melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.
c.       Fungsi prediksi : meramalkan kejadian-kejadian besar yang mungkin terjadi.
d.      Fungsi kontrol : berusaha mengendalikan peristiwa yang tidak dikendaki.
D.    Ilmu Da’wah Sebagai Ilmu
1.      Pengertian dan sejarah ilmu da’wah
a.       Pengertian ilmu da’wah
Ilmu da’wah merupakan suat ilmu yang mempelajari tentang usaha manusia untuk menyeru atau mengajak manusia lain dengan ajaran islam supaya menerima dan menyakini serta mengamalkan islam.
b.      Sejarah perkembangan ilmu dakwah
Tahap pertama yaitu tahap pemikiran dakwah sebagai fenomena tauhid,social dan sejarah, ditandai dengan kajian dakwah yang masih terbatas namun sudah ada upaya untuk membukukan pemikiran tersebut.
Pada era abad 1 Id sampai deengan abad 4 H dimana telah muncul Ibnu Nubathah, maka pada dekade tersebut selama tiga abad bisa dipastikan telah banyak yang dilakukan oleh umat manusia untuk menghasilkan kajian-kajian dan gerakan-gerakan dakwah.
Pada abad 2 H umat islam sudah biasa bersentuhan dengan filsafat dan peradaban yunani, Dengan sentuhan filsafat yunani mereka telah melahirkan produk pemikiran yang berkaitan dengan kegiatan dakwah. Pada dekade abad 4 li/10 M sampai awal abad 14H/20 M.kegiatan dakwah terus berlangsung..
Selanjutnya penulisan kitab-kitab dakwah selama kurang  lebih 4 abad sejak tulisan Ibnu Khaldun yang berjudul muqadimah sampai dengan kehadiran Sayid Jamaludin Al Afghani ke Mesir.
Tahap kedua, dakwah telah memiliki status akademik yaitu dengan dibukanya jurusan dakwah yang disebut dengan Qasmi al Wa’dzi wa al Irsyad pada fakultas Ushuluddin Universitas AL-Azhar. Tradisi keilmuwan di universitas al-azhar ini mengilhami kajian dakwah di dunia islam pada umumnya termasuk di Indonesia.
Tahap ketiga adalah tahapan sistematisasi keilmuwan dakwah sebagai bidang kajian yang ditandai dengan kajian-kajian substansial keilmuwan penjurusan bidang kajian serta pengembangan konsentrasi ilmu dakwah dalam program studi atas dasar filsafat keilmuwan dakwah. Ada 4 penting  yang menunjukkan keberadaan ilmu dakwah sebagai suatu bidang kajian yang khas yaitu :
1.      Adanya lembaga keilmuwan yang menjadi wahana pengembangan disiplin keilmuwan dakwah.
2.      Adanya kegiatan yang berkesinambungan untuk mensistematisasikan keilmuwan dakwah yang didasari oleh filsofi keilmuwan dakwah.
3.      Adanya pendukung setia/ilmuwan yang secara terus menerus melakukan aktifitas penelitian dan pengembangan ilmu dakwah.
4.      Adanya publikasi keilmuwan yang dilakukan melalui penulisan karya ilmu dakwah.
2.      Obyek dan Ruang Lingkup Da’wah
Ilmu da’wah sebagai suatu bentuk ilmu memiliki obyek penelaahan, baik obyek forma maupun obyek materia. Obyek forma dari pada ilmu da’wah adalah : usaha manusia untuk menyerui, mengajak manusia lain dengan ajaran islam agar supaya manusia lain itu menerima, menyakini dan mengamalkan ajaran islam. Dengan demikian maka yang menjadi obyek pendalaman bagi ilmu da’wah adalah berpangkal kepada manusia dengan segala sikap tingkah lakunya yang berkaitan dengan aktifitas da’wah.
Dari rangkaian sebab akibat proses da’wah yang melibatkan manusia sebagai da’i dan manusia sebagai mad’u, dengan segala sikap dan tingkah lakunya dalam aktifitas da’wah tersebut merupakan obyek materia dari pada ilmu da’wah.
3.      Metode Ilmu Da’wah
Dapat dikatakan bahwa untuk merumuskan dan menentukan teori/hukum-hukum pengetahuan da’wah itu dapat dipergunakan metode abstraktif. Kemudian dari fakta yang diperoleh dalam peristiwa kesejarahan da’wah dapat di klasifikasikan dan selanjutnya dianalisa yang akhirnya akan dapat diperoleh teori-teori da’wah, penelitian da’wah ini dapat menggunakan metode historis.
Untuk memeperoleh teori da’wah sesuai dengan prosedur ilmiah itu dapat dipergunakan metode sosiologis. Sedangkan sistem perbandingan da’wah dari zaman ke zaman, dan prosedur ini dapat kita sebut dengan pendekatan komperatif atau metode komperatif
4.      Hubungan Ilmui Da’wah dengan ilmu-ilmu lainnya
Ilmu da’wah sebagai ilmu dalam pembentukan dan pengembangan serta penggunaannya untuk kegiatan da’wah selalu berkaitan dengan ilmu-ilmu lain baik ilmu teoritika, ilmu praktika,ilmu jiwa dan lain sebagainya.
Maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa ilmu da’wah itu mempunyai hubungan yang timbal balik dengan ilmu-ilmu lainnya.
  1. DASAR HUKUM DAN PENTINGNYA DA’WAH
A.    Dasar Hukum Da’wah
Da’wah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan mempengaruhi manusia agar pindah dari satu situasi ke situasi yang lain yaitu dari situasi yang jauh dari ajaran allah menuju situasi yang sesuai dengan petunjuk dan ajaran Allah, adalah merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan muslimat.
Pendapat ulama pertama mengatakan bahwa berda’wah itu hukum nya wajib ‘ain (fardhu ‘ain) maksudnya setiap orang islam yang sudah dewasa, kaya miskin, pandai bodoh., semuanya tanpa kecuali wajib melaksanakan da’wah.
Adapun pendapat kedua menyatakan bahwa berda’wah itu ya tidak fardhu ‘ain melainkan fardhu kifayah. Artinya apabila da’wah sudah di sampaikan oleh sekelompok/sebagian orang , maka kewajiban da’wah itu dari kewajiban seluruh kaum muslimin, sudah ada yang melaksanakan walaupun sebagian orang.
Tugas da’wah pada asalnya adalah tugas yang dibebankan kepada para Rasul oleh Allah swt dan da’I yang pertama adalah Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Dr.Abdul Karim Zaidan dalam kitabnya da’wah, antara lain : “Da’i yang pertama mengajak kepada jalan Allah sejak agama islam diturunkan ialah Rasulullah saw. Dan umat islam juga termasuk para pemimpinnya adalah pembantu Rasulullah dalam melaksanakan tugas da’wahnya”
Di dalam usaha mengajak dan menyeru serta mempengaruhi manusia agar berpegang sepanjang ajarsn Allah, maka sudah barang pasti ada unsur-unsur yang mengajak atau mempengaruhi, ada yang diajak dan diseru, ada yang lalai untuk mengajak dan menyeru serta isi ajakan atau seruan itu serta hal-hal lain yang melingkupinya. Atau dapat dikatakan untuk berda’wah itu harus ada da’i, manusia yang didakwahi atau obyek da’wah, materi da’wah yaitu Al-Islam, metode dan kaifiyah da’wah serta prasarana yang lain baik yang menyangkut dan dn logistik, media da’wah yang merupakan unsur keberhasilan da’wah.
B.     Pentingnya Dakwah Dalam Penyiaran Agama.m
Dalam rangka menyiarkan suatu agama haruslah dilakukan kegiatan dengan cara dan sistem yang sebaik-baiknya. Demikian juga kegiatan da’wah untuk menyiarkan agama islam agar diterima dan dipeluk oleh umat manusia dengan kemauan dan kesadaran hatinya, bukan dengan paksaan dan ikut-ikutan saja. Suatu agama tak akan tegak tanpa adanya da’wah, suatu ideologi atau aliran tidak akan tersebar dan tersiar tanpa adanya kegiatan untuk menyiarkannya. Rusaknya suatu agama adalah disebabkan meninggalkan da’wah, dengan kata lain maka dapat disebutkan bahwa da’wah adalah merupakan satu-satunya faktor yang sangat penting untuk kehidupan suatu ideologi yang disebarluaskan kepada khalayak ramai.
  1. UNSUR-UNSUR DAKWAH
Dakwah adalah kegiatan untuk mengajak dan menyeru manusia kepada islam, agar manusia memperoleh jalan hidup yang baik yang diridhoi oleh Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama berada di dunia dan diakhirat. Unsur-unsur pokok yang harus ada dalam setiap kegiatan da’wah yaitu :
A.    Da’I atau Subyek Da’wah
Da’I atau subyek dakwah adalah pelaksana daripada kegiatan da’wah, baik secara perorangan/individu maupun secara bersama-sama secara terorganisasikan.
Da’I harus memiliki sifat keutamaan dan sifat kesempurnaan, di antara sifat-sifat tersebut adalah :
1.      Mengetahui secukupnya tentang al-ur’an, as-sunnah, hukum-hukum, rahasia-rahasia tasyri’, perihidup rasulullah dan jejak langkah khulafaurrasyidin dan salafusshahih.
2.      Mengamalkan ilmunya sehingga tidak bertentangan perbuatannya dan perkataannya, lahirnya dengan batinnya.
3.      Penyantun dan lapang dada.
4.      Berani tidak takut kepada siapapun dalam menyatakan, membela dan memperjuangkan yang baik.
5.      Perwira dan tidak mengharap apa yang ada pada tagan orang lain, dan lain sebagainya.
B.     Mad’u ( Penerima Da’wah )
Mad’u atau penerima da’wah adalah seluruh umat manusia tanpa kecuali, baik pria maupun wanita, baik beragama maupun belum beragama, pemimpin maupun rakyat biasa.
Penerima da’wah memiliki hak dan kewajiban dalam kegiatan da’wah. Hak daripada penerima da’wah adalah agar mereka ditemui dan diajak kepada islam. Adapun kewajiban penerima da’wah adalah memenuhi ajakan dan seruan serta memperkenankan da’wah yang dianjurkan oleh para da’i.
Abdul Krim Zaidan dalam bukunya Ushulud Da’wah menggolongkan penerima da’wah sebagai berikut :
1)      Al M’ala
2)      Kelompok ( jumhur )
3)      Munafik
4)      Orang yang maksiat
Sedang menurut Sayid Abdullah bin Alwi Al Haddad menggolongkan manusia obyek da’wah itu ada 8 macam yaitu :
a)      Golongan para ulama’
b)      Golongan ahli zuhud dan ibadah
c)      Golongan penguasa dan pemerintah
d)     Golongan kaum pedagang dan pegawai
e)      Golongan kaum lemah dan fakir miskin
f)       Golongan keluarga dan kaum hamba
g)      Golongan ahli taat dan durhaka dari orang-orang biasa (awam)
h)      Golongan orang yang tak menerima da’wah Allah dan Rasul-Nya dan tak mau beriman kepada Allah da Rasul-nya.
C.     Maadafrud Da’wah (Materi Da’wah)
Maadafrud da’wah / materi da’wah adalah semua bahan atau sumber yang dipergunakan atau yang akan disampaikan oleh da’I kepada mad’u dalam kegiatan da’wah.
Adapun ajaran islam sebagai materi da’wah secara garis besar terdiri dari bidang aqidah dan bidang syari’ah, serta bidang akhlaq
                                    Bidang aqidah
Aqidah islam sebagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan Allah swt adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan da’wah sebagaimana diketahui bahwa rukun imaan itu ada enam.
                                    Bidang syari’ah
Materi da’wah dibidang syari’ah ini akan meliputi berbagai aspek, aspek-aspek tersebut antara lain :
1)      Ibadah
2)      Al-Ahwalus Sahsiyah
3)      Hukum yang mengenai ekonomi
4)      Hukum pidana
5)      Hukum ketatanegaraan
Bidang akhlak
Akhlak merupakan materi da’wah / maddat al dakwah yang ketiga; yang dimaksud dengan akhlak adalah keadaan atau sifat atau bentuk yang tertanam dalam, jiwa yang mendorong untuk melakukan sesuatu dengan mudah tanpa difikir terlebih dahulu.
Artinya dengan da’wah yang terus menerus dapat dibina akhlah manusia itu fitrahnya manusia adalah berakhlak yang baik atau mulia, karena manusia diciptakan Allah SWT dalam sebaik-baiknya bentuk, termasuk akhlaknya.
D.    Wassilatud Dakwah/Media Dakwah
Wassilatud dakwah/media dakwah adalah alat yang dipakai sebagai perantara untuk melaksanakan kegiatan da’wah. Adapun alat-alat tersebut antara lain adalah :
1)      Da’wah melalui saluran lisan
2)      Da’wah melalui saluran tertulis
3)      Da’wah melalui alat visual
4)      Da’wah melalui alat-alat audial
5)      Da’wah melalui alat-alat audio visual
6)      Da’wah melalui keteladanan
E.     Kaifiyatu al Dakwah/Thariqatu al dakwah (Metode Dakwah)
Kaifiyatu al Dakwah/thariqatu al dakwah atau metode dakwah adalah cara yang digunakan untuk berdakwah oleh da’i kepada mad’u. metode dakwah ini adalah cara-cara praktis yang digunakan da’i dalam aktifitas da’wahnya yang pada saat dan situasi serta kondisi tertentu bisa digunakan secara bersamaan dan kadangkala menggunakan salah satu metode tertentu dalam dakwah. Ada 3 prinsip/dasar dalam melaksanakan dakwah yaitu :
1)      Prinsip dasar Hikmah
2)      Prinsip dasar Mauidhah al-Hasanah
3)      Prinsip Mujadalah Bi al Lati Hiya Ahsan
Sedangkan metode dakwah dapat dikategorukan sebagai berikut :
a)      Metode ceramah/khitobah : yaitu berdakwah dengan berceramah/berpidato yang mengarahkan sasarannya pada akal dari kalbu mad’u yang dikemas sedemikian rupa.
b)      Metode bimbingan/nashihat : yaitu berdakwah dengan cara memberikan bimbingan/nasihat tentang pola pikir,pola sikap, dan poloa perilaku yang islami kepada mad’u sekaligus memecahkan persoalan yang dihadapi mad’u.
c)      Metode tanya jawab/dialog : yaitu berdaakwwah dengan cara bertanya jawab atau berdialog baik da’i maupun mad’u tentang masalah ke islaman/materi dakwah lainnya.
d)     Metode diskusi/mujadalah: yaitu berdakwah dengan cara berargumentasi
e)      Metode propaganda/di’ayah : yaitu berdakwah dengan cara melakukan aktifitas baik secara lisan maupun tulisan  tentang kebenaran islam agar menimbulkan simpati.
f)       Metode silaturrahmi/kunjungan
g)      Metode keteladanan dan simulasi : yaitu berdakwah dengan keteladanan/percontohan langsung tentang pola hidup yang islami.
h)      Metode musyawarah
i)        Metode ishlah : berdakwah dengan metode ini untuk mencari kedamaian bisa dilakukan dengan cara membuat perjanjian atau berkompromi dangan pihak lain
F.      Ghaayatu al Dakwah / tujuan dakwah
Ghaayatu al Dakwah / tujuan akhir dakwah atau ultimate goal dakwah adalah suatu nilai akhir ideal yang ingin dicapaai dalam keseluruhan aktifitas dakwah. Terkait denga tujuan dakwah adalah perlunya melakukan pengendalian dalam setiap upaya pelaksanaan dakwah yaitu memperhatikan sejauh mana dampak/akibat dakwah yang ditimbulkan dari setiap aktifitas tersebut  atau dengan kata lain sejauh mana feed back/umpan balik atau atsar dakwah.
  1. MANAJEMEN DAKWAH
A.    Esensi Manajemen Dakwah Dalam Aktifitas Dakwah
Dakwah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dakwah melalui pengerahan semua potensi dan atau sumberdaya dakwah, agar tujuan tersebut dapt dicapai dengan efektif dan effisen, maka dakwah harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Mengelola kegiatan dakwah dengan baik merupakan suatu keharusan, apalagi jika dakwah dihadapkan kepada tantangan maupun hambatan serta peluang yang ada. Mengelola dakwah dengan baik, efisien dan efektif memerlukan kemampuan manajerial yang handal, dengan demikian kehadiran manajemen dakwah dalam aktifitas dakwah wajib adanya. Dakwah adalah aktifitas yang wajib dilakukan kaum muslimin dan muslimat, karena dakwah itu wajib adanya maka sesuatu yang dapat menjadi perantara pelaksanaan nya (manajemen dakwah) juga wajib adanya.
B.     Pengertian Dan Ruang Lingkup Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah adalah proses mengelola dan mendayagunakan orang lain dan sumber dakwah untuk mencapai tujuan dakwah. Manajemen dakwah dalam proses pelaksanaannya akan melibatkan unsur-unsur utamanya serta unsur penunjang.  Unsur-unsur tersebut antara lain meliputi : da’I, mad’u, dana/logistik dakwah, metode, media dan lain sebagainya.
C.     Proses Dan Fungsi Manajemen Dakwah
Adapun langkah-langkah proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dakwah sebagai berikut :
1)      Perencanaan dakwah / Takhthiith al Dakwah
Adalah proses menentukan pilihan kegiatan dakwah yang akaan dilakukan pada waktu yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan dakwah.
2)      Pengorganisasian dakwah / Tandhiimu al dakwah
Adalah proses untuk mengelompokkan tugas dan kegiatan, menetapkan pelaksana kegiatan/tugas, menetapakan alat-alat yang dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan, menetapkan struktur dan mekanisme kerja organisasi serta jalinan kerjanya, menetapkan wewenang dan tanggung jawab para pelaksana dakwah dalam rangka untuk upaya pencapaian tujuan dakwah.
3)      Penggerakan dakwah atau Tawjiihu al dakwah
Merupakan fungsi manajemen dakwah yang paling strategis, karena penggerakan dakwah merupakan inti dari pelaksanaan manajemen dakwah.  Penggerakan dakwah adalah suatu proses memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan pada kepada pelaksana dakwah, pengembangan organisasi dan komunikasi organisasi serta penerapan dan pengembangan kepemimpinan dakwah.
Dengan demikian memang dakwah harus terus dilakukan kapanpun dengan sungguh-sungguh seraya memohon kekuatan dan kemampuan kepada allah sehingga dakwah dapat dilaksanakan dengan mencapai sasaran dan tujuannya. Keberhasilan dakwah ditandai dengan semakin dipahami dan diamalkannya ajaran islam dalam kehidupan umat manusia.











             








edit
Postingan Lebih Baru Postingan Lama
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Followers

calender

TIME

welcome

Pages

BTemplates.com

Weekly post

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Moonlight and Starlight