Karakteristik ekonomi islam
|
Selasa, 15 November 2016
I.
PENDAHULUAN
Islam
sebagai sebuah agama yang sempurna tidak sekedar mengajarkan urusan akhirat
semata, tetapi juga mengajarkan urusan dunia. Sehingga memunculkan aspek Ekonomi
islam untuk dikaji lebih dalam. Ekonomi isalam sesungguhnya secara inheren
merupakan konsekuensi logis dari kesempurnaan islam itu sendiri. Islam haruslah
dipeluk secara komprehensif oleh umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk
mewujudkan keislamannya dalam seluruh aspek kehidupannya. Sehingga muncul
aturan-aturan permainan ekonomi islam.
Sistem
ekonomi islam itu sendiri memiliki perbedaan karakteristik yang mendasar dan
spesifik dengan ekonomi-ekonomi yang lain. Untuk mengetahui hal-hal tersebut,
maka kelompok kami akan membahasnya dalam uraian makalah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
ciri-ciri ekonomi islam ?
2. Apa
perbedaan sistem ekonomi kapitalis dengan sistem ekonomi sosialis ?
III.
PEMBAHASAN
- Ciri-ciri
Ekonomi Islam
Ciri-ciri dalam ekonomi islam menurut
Mustafa Edwin Nasution yang dikutip dari al-Mawsu’ah al-ibniyah wa al-amaliyah
al-islamiyah, antara lain :[1]
a)
Harta kepunyaan
Allah dan manusia merupakan kholifah atas harta
Karakteristik, pertama
ini terdiri dari dari dua bagian yaitu : pertama, semua harta baik benda
maupun alat produksi adalah milik (kepunyaan Allah). Kedua, manusia
adalah khalifah atas harta miliknya.
b)
Ekonomi terikat
dengan akidah, syariah atau hukum, dan moral
Hubungan ekonomi islam
dengan akidah islam tampak jelas dalam banyak hal, seperti pandangan islam
terhadap alam semesta yang ditundukkan (disediakan) untuk kepentingan manusia.
Hubungan ekonomi islam dengan akidah dan syariah tersebut memungkinkan
aktivitas ekonomi dalam islam menjadi ibadah. Sedangkan diantara bukti hubungan
ekonomi dan moral dalam islam (Yfie, 2003: 41-42) adalah :
1. Larangan
terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan kerugian atas
harta orang lain atau kepentingan masyarakat.
2. Larangan
melakukan penipuan dalam transaksi.
3. Larangan
menimbun (menyimpan) emas dan perak atau sarana-sarana moneter lainnya.
c)
Keseimbangan
antara kerohaniaan dan kebendaan
Sesungguhnya islam
tidak memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Setiap aktivitas
manusia didunia akan berdampak pada kehidupannya kelak diakhirat. Oleh karena
itu, aktivitas keduniaan kita tidak boleh mengorbankan kehidupan akhirat. Hal
ini ditegaskan Allah SWT dalam Al-qur’an , antara lain dalam QS. Al-Qashash ayat 77, QS. Al-Baqarah ayat
201, dan lainnya.
d)
Ekonomi islam
menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
Arti dalam keseimbangan
sistem sosial islam adalah islam tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan
mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak
milik. Hanya keadilan yang dapat melindungi keseimbangan antara batasan-batasan
yang ditetapkan dalam sistem islam untuk kepemilikn individu dan umum.
e)
Kebebasan
individu dijamin dalam islam
Individu-individu dalam
perekonomian islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas baik secara
perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut
tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah digariskan Allah SWT dalam
Al-qur’an maupun Al-hadist.
f)
Negara diberi
wewenang turut campur dalam perekonomian
Negara memperkenankan
negara untuk mengatur masalah perekonomiaan agar kebutuhan masyarakat baik
secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional. Dalam islam
negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain.
Negara juga berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat
dapat hidup secara layak.
Peran negara dalam
perekonomian pada sistem islam ini jelas berbeda dengan sistem kapitalis yang
sangat membatasi peran negara. Sebaliknya juga berbeda dengan sistem sosialis
yang memberikan kewenangan negara untuk mendominasi perekonomian secara
mutlak.
g)
Bimbingan
konsumsi
Dalam hal bimbingan
konsumsi Allah berfirman dalam QS.al-A’raaf (7) ayat 31, yang artinya berbunyi :
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indahdisetiap (memasuki) masjid, makan
dan minumlah, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”
h)
Petunjuk
investasi
Tentang kriteria atau
standar dalam menilai proyek investasi, al-mawsu’ah al-ilmiyah wa al-amaliyah
al-islamiyah, memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan islam untuk
dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi yaitu :
1. Proyek
yang baik menurut islam’
2. Memberikan
rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat
3. Memberantas
kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan
4. Memelihara
dan menumbuhkembangkan harta
5. Melindungi
kepentingan anggota masyarakat
i)
Zakat
Zakat adalah salah satu
karakteristik ekonomi islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam
perekonomian lain. Sistem perekonomian diluar islam tidak mengenai tuntutan
Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian harta tertentu sebagai
pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki dan dendam.
j)
Larangan riba
Islam menekankan
pentingnya memfungsikan uang pada bidangnya yang normal yaitu sebagai fasilitas
transaksi dan alat penilaian barang. Di antara faktor yang menyelewengkan uang
dai bidangnya yang normal adalah bunga (riba).[2]
Menurut
Marthon, sebagimana dikutifp oleh Mustofa Kamal, karakteristik ekonomi islam
mampu membedakan ekonomi islam secara operasional dengan ekonomi sosialis
maupun kapitalis yaitu :[3]
1) Dialektika
nilai-nilai spiritualisme dan materialisme
2) Kebebasan
berekonomi
3) Dualisme
kepemilikan
4) Menjaga
kemslahatan individu dan bersama
- Perbedaan
Sistem Ekonomi Kapitalis dengan Sistem Ekonomi Sosialis
a. Sistem
Kapitalis
Kapitalis
berasal dari kata capital yang secara sederhana dapat diartikan sebagai
modal. Kapitalisme adalah sistem diaman alat-alat produksi dimiliki dan
dikelola oleh para individu (penyedia modal).[4]Dalam
sistem kapitalis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemilik modal, dimana dalam
perekonomian modern pemilik modal dalam suatu perusahaan merupakan para
pemegang saham.
Dasar
bekerjanya sistem ini sangat dipengaruhi oleh semangat untuk mendapatkan
keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya sekecil mungkin. Usaha
kapitalis seperti ini didukung oleh nilai-nilai kebasan untuk memenuhi
kebutuhan. Pemahaman ini didasari oleh filosofi Adam Smith (1723-1790), bahwa
terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia memikirkan
kepentingannya sendiri.
Sistem kapitalis mengakui pemilikan individual atas
sumber daya ekonomi atau faktor
produksi. Setidaknya terdapat keleluasaan yang sangat longgar bagi perorangan
untuk memiliki sumber daya, sistem ini terdapat penghargaan atas kompetisi
antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup dan persaingan antar badan usaha
dalam meraih keuntungan. Tidak ada batasan bagi individu dalam menerima imbalan
atas prestasi kerjanya. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sisitem ekonomi
kapitalis adalah “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi
kerjanya”.campur tangan pemerintah sangat minim. Pemerintah lebih
berkedudukan sebagai “pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Menurut M. Abdul Mannan, kapitalisme adalah suatu sistem
ekonomi yang ditandai oleh berkuasanya kapital. Sistem ini memiliki ciri-ciri,
antara lain: tidak ada perencanaan, kekuasaan konsumen, kebebasan memilih
pekerjaan, kekebasan berusaha, kebebasan untuk menabung dan menginvestasikan,
persaingan dan monopoli.
Sistem ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun
kelebihan dan kekurangan sistem kapitalisme antara lain:
Kelebihan sistem kapitalisme
|
Kekurangan sistem kapitalisme
|
|
|
A.
Sistem Sosialisasi
Sosialis
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis perekonomian yang menguasai hajat
hidup orang banyak yang dikuasai oleh negara, seperti: air, listrik,
telekomunikasi dan sebagainya.
Konsep yang
dimiliki oleh ekonomi sosialis adalah sumber kekayaan sangat langka, sumber
kekayaan di dapat dari pemberdayaan tenaga kerja (buruh), dan kesetaraan
penghasilan di antara kaum buruh. Dalam sistem ekonomi sosialis, sumber
kakayaan di klaim milik negara. Sistem ini lebih menekankan pada kebersamaan
masyarakat dalam menjalankan dan memainkan perekonomian. Imbalan ynag
didapatkan berdasarkan kebutuhannya, bukan berdasarkan atas apa yang
dicurahkan. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem sosialis ialah “setiap
orang menerima imbalan yang sama”. Dalam sistem ekonomi sosialis, campur
tangan pemerintah sangat tinggi. Bahkan pemerintahlah yang menentukan dan
merencanakan tiga persolan pokok ekonomi.
Adapun
ciri-ciri dari sistem sosialis adalah sebagai berikut:
a.
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme): masyarakat
dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka dan tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem
sosialis.
b.
Peran pemerintah sangat kuat: pemerintah bertindak aktif
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Dan alat-alat
produksi dan kebijakan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c.
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi: pola
produksi ( aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran masyarakat, dan pola
produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalisme).
Sistem ini memiliki kelebihan dan kelemahan, diantaranya:[6]
Kelebihan sistem sosialis
|
Kelemahan sistem sosialis
|
|
|
Maka dapat diambil benang merah mengenai Perbedaan
konsep ekonomi kapitalis, islam dan sosialis:
Konsep
|
Kapitalis
|
Islam
|
Sosialis
|
Sumber Kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka (
scarcity of resources )
|
Sumber kekayaan alam semesta dari
Allah SWT
|
Sumber kekayaan sangat langka (
scarcity of resources )
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi dibebaskan untuk
memiliki semua kekayaan yang diperolehnya.
|
Sumber kekayaan yang kita miliki
adalah titipan dari Allah SWT
|
Sumber kekayaan yang didapat dari
pemberdayaan tenaga kerja (buruh)
|
Tujuan gaya hidup perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Untuk mencapai kemakmuran didunia dan
akhirat
|
Kesetaraan penghasilan diantara kaum
buruh
|
IV.
KESIMPULAN
Ekonomi
islam dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhannya dangan alat pemenuhan kebutuhan yang
terbatas dalam lingkup syariah. Pada hakikatnya sistem ekonomi islam memiliki
lima karakter pokok, yaitu :
1. Ekonomi
islam menjunjung tinggi prinsip keadilan, diantaranya termanifestasikan dalam
sistem bagi hasil.
2. Dalam
ekonomi islam terdapat dialektika antara nilai-nilai spritualisme dan
materialisme.
3. Kebebasan
ekonomi, artinya tetap membenarkan kepemilikan individu dan kebebasan dalam
bertransaksi sepanjang dalam koridor syariah.
4. Adanya
kepemilikan multijenis
5. Menjaga
kemaslahatan individu dan masyarakat
Secara
umum perbedaan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dapat dilihat dari
kekuasaan yang pegangnya. Dalam sistem ekonomi kapitalis kekuasaan tertinggi
dipegang oleh pemilik modal, sedang dalam sistem ekonomi sosialis kekuasaan
tertinggi dipegang oleh negara.
[1] Choirul Huda, M.Ag, Ekonomi
Islam, ( Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hal. 13-14
[2] Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan
Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakata:
Kencana Prenada Media Group, 2012) hal. 29
[3] Choirul Huda, M.Ag, Ekonomi
Islam, ( Semarang: CV Karya Abadi Jaya, 2015), hal. 14
[4] M.Manuliang, Pengantar Bisnis,
( Yohyakarta: Gajah Mada University Press, 2002) hal.27
[5]
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, ( Yogyakarta: PT Dana Bakti
Wakaf. 1995) hal.3-4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar